Time is Money, Benarkah?

 



Menjadi seseorang yang visioner harus memiliki langkah kongrit untuk mencapai itu. Dengan mengadakan langkah-langkah inisiatif berupa membuat life mapping atau lain-lainnya. Seseorang yang melangkah tanpa membuat panduan dijamin akan jalan di tempat atau bahkan akan mundur. Namun tak jarang bagi orang-orang yang telah sadar dengan pentingnya life mapping pun masih bisa diserang oleh penyakit malas gerak dan akhirnya life mapping itu hanya teronggok dan hanya menjadi sebuah gambar tanpa makna.

Setiap waktu yang kita gunakan hakikatnya berguna dan akan dimintai pertanggung jawaban. Bila kita sudah memiliki panduan untuk melangkah maka selanjutnya action dan tidak menunda-nunda lagi. Dan disini lah pentingnya manajemen waktu. Agar setiap waktu yang kita punya bisa mengarahkan kita kepada tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

Ingin menjadi produktif? Maka manfaatkanlah waktu dengan baik. Dengan memahami apa arti waktu itu dengan sebaik-baik pemahaman,

Quotes Sejuta Ummat

Pernah dengar tentang pepatah “ Time is Money?”

Siapa sih yang tidak kenal pepatah diatas. Dapat dipastikan hampir semua dari kita atau bahkan keseluruhan dari kita sudah sangat hafal dengan pepatah itu. Pepatah yang dilontarkan oleh seorang tokoh besar Amerika bernama Benjamin Franklin. Yang juga seorang politikus sekaligus pelaku bisnis dan masih banyak lainnya.

Menjadi seorang yang produktif berarti menuntut kita untuk selalu menggunakan waktu dengan maksimal. Namun tiap-tiap orang memiliki definisi yang berbeda tentang pemaknaan waktu. Seperti contoh diatas. Benjamin menganggap waktu adalah uang karena dia seorang pebisnis. Yang pepatah itu muncul berawal pada masa abad kek 16 an, ketika ia melihat para bangsawan malas-malasan serta tidak bekerja. Maka pepatah itu dibuat dan ditujukan untuk kalangan para bangsawan tersebut. Dengan mengatakan bahwa setiap detik itu bisa menghasilkan uang. Agar mendorong para bangsawan itu agar mau bergerak. Dan akhirnya, kata-kata itu diadopsi hingga sekarang. Namun benarkah bahwa pepatah itu baik untuk diterapkan?

Adakah yang Lebih Baik dari Konsep Time is Money?

Apakah kita sebagai seorang muslim cocok untuk mengikuti pola pemahaman ini?

Atau adakah pola pemahaman lainnya?

Menurut pemahaman islam time is money diibaratkan sama dengan praktek ribawi. Karena waktu yang dimiliki harus sebisa mungkin menghasilkan uang. Sebagaimana contohnya ketika kita menabung di bank lama kelamaan bunga yang didapat akan bertambah. Atau ketika kita melalukan pinjaman, bunga pun akan semakin meningkat. Sungguh mirip dengan konsep time is money. Mungkin konsep ini terdengar bagus untuk pelaku-pelaku bisnis ekonomi agar semangat mengejar rejeki Allah.

Namun konsep tersebut tidak bisa diterapkan dalam diri seorang muslim yang hendak berkembang produktivitasnya. Kenapa demikian? Karena bila prinsip kita seperti itu maka kita tidak akan beranjak untuk belajar serta asah skill bila waktu yang kita gunkan itu tidak menghasilakan uang. Apalagi bila harus mengeluarkan uang, ditambah lagi Allah tidak suka dengan praktek berbau ‘ribawi’.

Pada dasarnya setiap konsep yang beredar disekeliling kita belum semuanya bernilai baik dan manfaat. Apalagi bila harus disandingkan dengan manfaat akhiratnya. Kita harus sangat jeli dalam memilah dan memilih konsep-konsep mana yang baik dan tidak untuk dipraktekkan. Termasuk konsep time is money ini.

Waktu Ibarat Pedang

Kala itu ada seorang Imam, bernama Imam Al-Ghazali yang mengatakan bahwa waktu ibarat pedang.

“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan didalam kebenaran maka ia akan menyibukanmu dalam kebatilan.”

Inilah konsep atau pemahaman ke dua tentang pentingnya waktu. Waktu bukan mengukur banyak atau sedikitnya uang  yang dihasilkan. Melainkan sangat urgensi. Yang kaitannya dengan pertanggung jawaban di akhirat nanti. Diatas dijelaskan bahwa ketika kita tidak disibukkan dalam hal kebaikan maka dapat dipastikan kita akan terjerumus dalam mengerjakan hal sia-sia.

Dalam jiwa seorang muslim, sudah seharusnya dididik untuk paham dengan hakikat waktu. Bahwa islam sangat menetapkan tentang pentingnya waktu. Terbukti dengan Allah yang berjanji atas nama waktu yang terdapat pada surat Al-Fajr ayat 1-2.

Yang mana ketika kita bersumpah dengan suatu nama, berarti nama itu sangat penting dan agung. Dan disini Allah bersumpah atas nama waktu maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan waktu di sisi Allah memanglah sangat penting.

Lalu apa kaitannya dengan jiwa seorang pembelajar yang ingin produktif?

Bila dibanding konsep pertama, seseorang hanya akan bergerak bila ada uang yang dihasilkan. Berbeda dengan konsep ini, seorang muslim akan bergerak karena paham tentang urgensi waktu. Paham tentang hakikat waktu dan mengerti bahwa apa yang Allah beri, semua akan dipertanggung jawabkan.

Dan seorang muslim sadar, waktu yang dimiliki harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Semata-mata karena ingin mendapat segala kebaikan dari setiap waktu yang dimiliki yaitu dengan produktif tanpa harus menunggu uang dan lainnya.

Mereka sadar, waktu yang habis kerena kesia-siaan akan mendapat hisab yang berat. Maka ia senantiasa melakukan amal kebaikan sebagai contoh kecil adalah mengupgrade diri agar lebih berkualitas dan agar tidak menjad hamba-hamba yang lalai atas waktu.

Setelah mengetahui tentang konsep waktu, semoga kalian mendapat insigh tentang ke-urgensian waktu. Dan semakin bermawas diri dalam pemanfaatan waktu. Dan luruskanlah kembali tentang konsep-konsep waktu yang masih keliru.

Dan itu sedikit ilmu yang bisa aku bagi, semoga bermanfaat. Semoga bisa menambah pemahaman tentang pentingnya waktu. Serta mau berkomitmen agar bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Diri Kita Seorang Introvert?

Untuk Kalian

8 Rekomendasi Buku Yang di Baca Pevita Pearce