Sudah Taukah Tentang Emosinal Intelegensi?


Rasanya bukan rahasia umum lagi mengenai kecerdasan emosional ini. Namun, pasti ada beberapa pihak yang masih mengesampingkan kecerdasan emosional dibanding kecerdasan intelegensi. Biasanya yang digaung-gaungkan hanya tantang kecapakan seseorang mengupas teori dan menerapkan pengetahuannya dan tidak diimbangi dengan kemampuan emosi yang baik. Padahal kedua hal ini beriringan dan sama pentingnya, lho.

Sebaiknya pun kecerdasan emosi ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Memperhatikan setiap gerak-gerik emosi dan mencontohkan sikap yang baik untuk proses release emosi agar pandai mengolah emosi sehingga bisa dikatakan sebagai anak yang memiliki kecerdasan emosi. Kenapa demikian? Maka lebih lanjut akan dibahas di bawah ini, ya.



Pengertian Emosional Integensi

Sebelum masuk ke pernak-pernik lainnya, alangkah baiknya kita pahami terlebih dahulu tentang kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi itu apa sih? Jadi, kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam memahami, menggunakan dan mengelola emosi. Kemampuan ini mendorong seseorang untuk memahami emosi orang lain sehingga bisa menetapkan sikap ketika berhadapan dengan orang lain.

Andaikan kata seseorang tidak memiliki atau belum diasah kecerdasan emosionalnya, maka bisa jadi akan menjadi sosok acuh dan dingin. Karena dasar ketidaktahuan dan ketidakpekaan diri terhadap emosi orang di sekitar. Padalah kita semua tau, bahwa kemampuan memahami ini sangat diperlukan sekali dalam kehidupan sehari-hari sebagai penunjang ikatan sosial antar individu. Maka dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosi ini sama pentingnya dengan kecerdasan intelegensi seperti yang dikatakan di atas tadi.



Komponen Emosional Intelegensi

·         Kesadaran diri

Sebagai seseorang yang memiliki kecerdasan emosi, sudah pasti memiliki kesadaran diri atas emosinya. Mampu mendeskripsikan emosi yang sedang dirasakan. Lalu setelahnya bisa menentukan sikap yang pas ketika sedang merasakan emosi itu. Sangat berbeda halnya dengan orang-orang minim kecerdasan emosional. Mereka cenderung akan menyamaratakan kondisi dan sikapnya ke orang lain dan tidak menutup kemungkinan bahwa ia bisa menjadi sosok yang suka menyalahkan orang lain atas ketidakberdayaan mengenali dan mengelola emosi.


·         Regulasi emosi

Setelah memahami emosi yang sedang dirasa, seseorang dengan kecerdasan intelegensi biasnya paham juga dengan regulasi emosi. Regulasi emosi apa, sih? Jadi regulasi emosi adalah kemampuan seseorang untuk merelease emosinya, lalu membangun kembali emosi-emosi positif sebagai pengganti emosi negatif yang sedang bersemayam. Bagaimanakah keadaan seseorang yang kurang memiliki kecerdasan emosi? Maka, emosi seseorang tersebut bisa menupuk, buah akibat dari ketidaktahuan tentang emosi yang sedang dirasa lalu merambat kepada ketidaktahuan cara untuk melepas akhirnya tertumpuk dan bisa meledak sewaktu-waktu. Tak jarang bukan, kita sering kali mendapati seseorang yang dinilai baik, pendiam, sabar, namub tiba-tiba bisa meledak-ledak. Itulah efek dari kurangnya pemahaman diri terhadap emosi dan tidak adanya upaya merugulasi emosi.

 

·         Kemampuan sosial

Seseorang yang mampu memahami emosinya sendiri biasanya akan peka juga terhadap lingkungan. Bisa melihat emosi orang lain dan mampu bersikap sebaik-baiknya. Maka akan sangat mudah ketika bertemu orang baru, masuk lingkungan baru, maupun menghadapi orang-orang baru. Karena biasanya mereka-mereka yang memiliki kecerdasan emosi mampu untuk menghadapi emosinya dan bijak dalam bersikap sehingga mudah diterima oleh masyarakat.

 

·         Empati

Sebagaimana tentang kemampuan sosial di atas, dari kemampuan memahami emosi yang baik pun bisa menggiring seseorang menjadi sosok yang empati. Karena terbiasa untuk ikut merasakan serta meraba emosi orang lain. Sehingga hatinya lebih peka serta terbuka terhadap orang lain. Hal ini memicu sikap empati dan perhatian kepada orang lain.  

 

 

 

Komentar

  1. Semoga kita mampu menyeimbangkan kecerdasan intelligence dan emosional

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin ya Allah, proses seumur hidup ni mba

      Hapus
  2. Wah ilmu baru ini kak, saya baru tahu isi dari ei ini apa saja. Makasih sharingnya kak :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Diri Kita Seorang Introvert?

Untuk Kalian

8 Rekomendasi Buku Yang di Baca Pevita Pearce