Dinginnya St. Petersburg

Rasanya sudah lama sekali, sejak terakhir bisa merasakan kesenangan menikmati sebuah buku fiksi yang diksinya aku banget. Karya Bey Tobing ini, rupanya bisa mengobati rinduku akan cerita romansa berbobot dan bukan kaleng-kaleng. Genre metropo yang tidak bikin bosan tapi juga tetap ringan.

Untukmu yang ingin mencari buku bacaan ringan tapi menggugah bergenre romansa, mungkin buku ini cocok buat kamu. Siap mengulik ulasannya?


Blurb
Setelah kedua orangtuanya bercerai, Aruna meninggalkan Jakarta dan berkelana ke negeri-negeri yang jauh. Ia tak pernah menyangka di St. Petersburg –kota yang ia pikir akan menjadi perhentian terakhir pelariannya –dirinya akan bertemu kembali dengan Bara, pacar sekaligus cinta pertamanya semasa SMA

Sejak kehadiran Bara, Aruna yang selama ini terbiasa hidup sendiri tiba-tiba merasakan kesepian. Ia yang tak percaya pada cinta akhirnya jatuh hati kembali.

Tapi, Bara memiliki kekasih yang menunggu di Jakarta. Juga masih ada Vladimir, satu-satunya sahabat Aruna di St. Petersburg yang tiba-tiba menyatakan cinta.

Apakah Aruna berhak memiliki cinta yang ia inginkan, atau St. Petersburg hanya satu cerita yang sekali lagi mematahkan hatinya?


Identitas Buku

Judul buku: Once Upon a Time in St. Petersburg
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Bey Tobing
Tebal: 237
Baca di iJogja


Kutipan Favorit

"Tidak ada lagi persahabatan yang tulus. Cinta memang akan merusak apa pun jika tidak pada tempatnya." (hal. 46)

"Bertemu banyak orang, menduga-duga hubungan macam apa yang nanti akan terbangun, apakah menjadi teman atau sekedar orang asing yang bertemu di persimpangan jalan." (hal. 163)

"Aku terlalu naif karena selama ini menganggap cinta itu menakutkan. Aku terlalu picik karena tidak percaya dengan komitmen, hanya karena aku ingin menghindari kehilangan." (hal. 236)


Kilas Balik
Dari sosok Aruna, aku jadi sadar. Sebuah luka masa lalu bisa menjadikan seseorang tidak percaya akan cinta. Pengalaman orang tua bercerai, misalnya.

Seperti kehidupan Aruna dewasa yang dihabiskan melang-lang buana hanya karena tak ingin hidup bersama Mom & Dad, yang bagi Aruna sungguh mengecewakan. Membuat Aruna melabuhkan singgah terakhirnya di St. Petersburg.

Katanya, St. Petersburg adalah persinggahan ternyaman. Satu-satunya tempat yang membuatnya tak berpikiran untuk kabur (lagi).

Tapi ternyata kehidupan nyamannya di St. Petersburg tidak berjalan sesuai rencana. Lantaran trauma masa lalunya muncul di tengah-tengah kehidupan dambaan semua orang.

Dapat pekerjaan bagus, bos baik, dikelilingi rekan kerja suportif. Apalagi ada Vladimir, sahabat tampannya.

Lalu harus ada, Bara. Pacar pertama Aruna di masa SMA yang harus dipertemukan alam semesta di tengah hiruk pikuknya St. Petersburg.


....

Apa sih, yang memunculkan trauma Aruna lagi? Ada kisah apa sewaktu dirinya menyibukkan diri menjadi penulis lepas dan bekerja sebagai waiters di sebuah coffe shop? Lantas, bagaimana dengan Bara? Akankah cinta mereka berlabuh kembali?

Dan bagaimana akhir dari St. Petersburg? Vladimir?


.....

Kisah menarik dari seorang Aruna, yang beberapa kali bikin aku berkaca-kaca. Bagaimana mandirinya ia di negeri orang, tapi juga jadi penulis terkenal di negeri sendiri.

Tentang ia yang menemukan cinta sejati, di tengah perjuangannya menghadapi trauma masa lalu.


.....

Aku suka sama buku ini, dibalik story line yang ciamik, penggambaran latarnya keren. Aku yang belum pernah ke Rusia, bisa ikut membayangkan dan merasakan betapa dinginnya di sana. Apalagi sang penulis pun belum pernah ke sana juga.

Perkembangan tokohnya ada, sosok Aruna menarik. Walaupun prinsipnya aku rasa kurang konsisten. "Walah, kok tiba-tiba Aruna gitu, sih?"

Penyelesaian konfliknya pun kurang. Klimaksnya tidak nonjok. Ada beberapa plot hole juga yang bikin hah heh hoh.

Tapi sumpah, di balik itu, ini kisah yang menarik, sih. Huhuhu. Selamat mengarungi kihidupan Aruna!

Banyak sekali pro kontra tentang buku ini. Beberapa orang mengatakan bahwa sosok Aruna ini menyebalkan sekali. Tidak masuk akal kehidupanmnya. Masa iya, dari anak orang kaya tiba-tiba hidup sendirian di tengah sawah?

Percaya tidak percaya, sih. Tapi sewaktu aku baca ini, rasanya enjoy dan sangat menghibur. Jadi, tetep worth untuk dibaca, kok.

Personal rate 3/5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Diri Kita Seorang Introvert?

Untuk Kalian

8 Rekomendasi Buku Yang di Baca Pevita Pearce