Untukmu Yang Pernah Terluka
Aku sebenarnya sudah lupa kapan terakhir membaca buku ini. Tapi entah mengapa, buku ini selalu menyembul pertama, kala genre self improvement di sebut-sebut. Sebagai buku psikologi islami pertama yang aku baca dan bikin aku jatuh cinta.
Jarang sekali bisa menemukan buku psikologi yang dikomparasikan dengan ajaran nilai-nilai islami. Rasanya selain mempelajari disiplin ilmu baru, aku juga diajak berkontemplasi untuk mengingat Tuhanku. Jadi lebih dekat, lebih kenal. Bonusnya banjir air mata.
Identitas Buku
Nama Penulis: Novie Ocktaviane Mufti
Tahun Terbit: 2019
Penerbit: CV. IDS
Jumlah halaman: 270 hal.
Nomor ISBN: 978 602 52916 2 3
Profil Penulis:
Sebuah buku ke tujuh yang penulis tulis dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Mengulik tentang isu kesehatan mental dari seorang ahli dalam bidangnya. Teh Novie menempuh studi Magister Profesi Psikologi. Mendedikasikan diri di dunia Klinis Dewasa, karena merasa panggilan jiwa yang Allah tunjukkan untuk Teh Novie.
Daftar Isi
Buku ini terbagi kedalam tiga tema besar yakni bagaimana menghadapi diri sendiri, menghadapi orang lain, dan bagaimana hubunganmu dengan Tuhan. dengan tiap-tiap tema besar diisi dengan topik-topik kecil kisaran sepuluh hingga belasan yang kesemuanya relatea dengan kehidupan dewasa awalku.
Blurb
Seseorang sedang duduk di balik jedela. Seluruh ruang ditutupnya rapat-rapat sebab ia tidak ingin satu sosok pun mengetahui keberadaannya. Tangisnya menggema dalam diam, menggaung tanpa kata-kata. Pikirannya berkelana pada berbagai kilasan masa ketika ia dilupakan, ditinggalkan, dilukai, juga dikhianati hingga ia merasa kehilangan dirinya sendiri.
Kamu tahu, nampaknya ia sedang benar-benar membutuhkan sosok teman yang berbesar hati mendengarkan, menyapa perasaan, menemani berjuang, dan membantunya untuk mengurai benang-benang kusut dalam kepalanya yang berjuntaian.
“Siapa kah, dia?” Mungkin itu tanyamu dalam hati. Sekarang, pandangi wajahmu di cermin.
Di sana akan kamu dapati sesosok manusia yang hatinya isntimewa sebab dirinya begitu berharga. Sosok yang kamu lihat adalah orang yang sejak tadi kita bicarakan. Maukah kamu menemaninya berjuang?
- Dari blurb saja sudah bikin berkaca-kaca, ya? Tuturnya lembut sekali. Diksinya ringan namun penuh makna. Bagaiamana dengan isinya kalau begitu? Siap dibuat nangis?
Aku ingat betul, setelah membaca buku ini, aku merasa dekat sekali dengan Teh Novie. Karena gaya berbicaranya hangat. Seperti seorang teman yang menasihati diri kita dan menguatkan. Hingga beberapa saat berlalu pun, aku masih terngiang-ngiang dengan senyumnya Teh Novie, sembari mengingat dalaman isi buku ini yang sedikit-sedikit menyembul ke permukaan hatiku.
Ulasan
Aku, kamu, kita, pasti pernah terluka. Betul? Rasa-rasanya hampir tiap hari pun ada saja, yang dirasakan. Mau secuil rasa sakit hati setelah dibentak ibu, atau teman. Pasti tiap dari kita punya cara masing-masing untuk menyembuhkan luka. Berbeda, pada siapa kita menggantungkan harap untuk disembuhkan luka itu.
"Manusia itu selalu akan bergantung pada sesuatu karena memang begitulah fitrahnya. Namun, yang kemudian menjadi pertanyaan reflektif bagi kita adalah, kepada siapa kita bergantung? Apakah benar kepada Allah atau ternyata justru kita lebih sering salah dan keliru dalam bergantung?" hal.229
Pandangan-pandangan menarik yang Teh Novie sampaikan tentang luka, adalah bahwa luka itu bentuk cinta Allah pada hamba-Nya. Berkali mengingatkan kalau Allah rindu dengan hamba-Nya, maka Allah memberi ujian, memberi sakit. Semata-mata ingin kita kembali dan bersimpuh hanya pada kebesaran-Nya.
Mengajarkan untuk meletakkan hati dan bersandar hanya pada yang Maha Kuat. Karena manusia itu sama-sama lemah. Kalau dijadikan sandaran, bisajadi sama-sama patah dan saling terluka. Dalam buku ini Teh Novie menuliskan bagaimana cara kita menempatkan rasa kita, mengolah perasaan negatif menjadi sebuah pembelajaran berharga.
Menyusuri buku ini, lukaku kembali dibuka satu persatu. Banyak tohokan. “Ah, rasanya aku ingin mengulang hariku kala itu.”
Hutan belantara diriku rasanya tak akan pernah habis disusuri. Bersama Teh Novie, aku disadarkan untuk tidak salah meletakkan harap dan dalam merespon sesuatu. Apa-apa selalu dikembalikan kepada Allah. Disamping itu, ilmu yang dikupas dalam segi psikologinya juga cukup dalam. Disertai sumber-sumber yang bisa kita kupas lebih dalam, misalnya belum puas dengan uraian Teh Novie.
Kesimpulan
Buku ini cocok untuk kamu yang ingin dipeluk. Cocok untuk menampar hatimu yang keras karena terlalu jauh dari Tuhanmu. Cocok dijadikan teman menangis.
Tiada kata yang bisa kuungkap lagi tentang buku ini. Rasanya bersyukur sekali sudah dipertemukan. Ada satu hal yang bikin meleleh hingga sekarang. Sewaktu order buku ini, aku diberi tasbih oleh Teh Novie. Lengkap dengan catatan kecil di halaman pertama buku, “Ujian adalah kasih sayang-Nya, sebab Dia ingin menumbuhkan kita sedemikian rupa.”
So sweet, ya.
Komentar
Posting Komentar