Emosi Perlu dirilis
Bukan suatu hal yang mengherankan kala suatu ketika melihat seseorang tiba-tiba emosi meledak-ledak hinggak banting barang dan sebagainya. Lalu tidak jarang juga melihat teman atau orang di sekitar yang mula-mula ceria tiba-tiba murung sekali di beberapa waktu kemudian. Ini seputar orang lain, nih. Bagaimana dengan kita? Pasti merasakan hal yang sama pula, ya. Pagi-pagi masih bersemangat, penuh senyum, hangat. Sore hari bisa berubah mejadi sosok menyebalkan nan membetekan. Marah-marah ke sekitar, melempar emosi ke sembarang orang, menyalahkan orang lain, tuding sana-sini. Tau-tau marah, aja, padahal orang lain tidak salah apa-apa. Padahal kira-kira, nih, setelah marah-marah tak beralasan itu rasanya bagaimana? Menyesalkah? Merasa marah, sedih, senang, itu wajar dan normal. Justru bentuk kesyukuran tertinggi ketika seseorang masih diberi kesempatan merasakan emosi dan bisa mengekpresikannya, coba bayangkan, bagaimana dengan mereka-mereka yang Allah uji dengan keadaan psikologis ku...